Muslim Intelektual: Menentang Sekularisme, Menjawab Globalisasi

Hikmatiar Harahap
Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Medan

Hasil gambar untuk muslim intelektual

Secercah Pemikiran Rangka Memperingati MILAD HMI
Bung Hatta dalam salah satu nasehatnya kepada Umat Islam, pernah berkata yakni “ilmu garam: terasa tapi tak kelihatan, bukan kepada ilmu gincu: kelihatan tapi tak terasa”. Arti subtansinya adalah Islam benar-benar dirasakan sebagai ajaran yang menggarami kehidupan kita sebagai ummat Islam; bukan Islam yang serba merek, tapi kehilangan subtansi.
Seorang muslim sejati harus memiliki keyakinan bahwa Islam adalah sumber kemajuan dan pembebasan umat manusia. Namun seorang muslim dituntut harus konsisten terhadap gerakan Islam yang berkemajuan tersebut ketika di uji oleh perjalanan sejarah kehidupan umat manusia, dimana kompleksitas tantangan zaman menjadi bagian terpenting dari penentu arah dan tujuan masa depan ajaran Islam. Mampukah seorang muslim sejati tetap bertahan dalam pijakan kaki yang kokoh akan terpaan, gonjangan dahsyat yang silih berganti yang muncul dari berbagai sudut ajaran Islam, yang setiap saat. Muslim modern yang  sesungguhnya, mampu  menawarkan solusi-solusi segar dan mengaplikasikan nilai-nilai keuniversalan ajaran Islam untuk menjawab permasalahan dan membendung arus gelombang yang ingin menghancurkan ajaran Islam. Apakah layak seorang Muslim membentuk sebuah reaksi penolakan terhadap realitas permasalahan yang terjadi saat ini. Mungkin itu sama halnya ingin menunjukkan bahwa Islam tidak mampu memberikan jawaban terhadap permasalahan. Tapi yang diperlukan adalah gagasan-gagasan tajam dan kesegaran berpikir merupakan orientasi muslim modern untuk menghalau dan menghindari virus-virus yang berbahaya.
Muslim modern merupakan sebuah istilah yang hadir diabad sekarang, yang orientasi utamanya adalah menginginkan seorang muslim dapat mengaplikasikan nilai-nilai keuniversalan ajaran Islam untuk menjawab arus globalisasi. Ajaran yang dikembangkan harus mampu melewati lintasan waku dan tempat, yang hidup dan berkembang ditengah-tengah lingkungan masyarakat pada saat ini. Dalam pergerakan tentu sikap arif dan tanpa kehilangan misi yang akan diperjuangkan, menjadi kekuatan dan semangat tersendiri. Agar seorang Muslim lebih berhati-hati terhadap virus-virus yang berbahaya, karena bila terjangkit penyakit itu, tentu sangat menentukan arah berfikir seorang muslim.
Secara historis, sebenarnya Islam merupakan ajaran yang mengandung nilai-nilai yang mendukung perkembangan zaman (globalisasi) sesuai dengan perkembangan waktu dan tempat, untuk kepentingan manusia kontemporer (saat ini), diseluruh jagat raya sebagai rahmatan lil alamin..
Adalah sebuah kesukaran ketika berbicara tentang suatu masalah besar dengan dimensi  global. Sebuah volume  kesukaran yang terus membesar yang  akan terus menerus menguasai ruang dan waktu, sehingga kita pun tak dapat memastikan kapan sebuah permasalahan itu akan berakhir. Zaman globalisasi dapat kita pastikan akan melahirkan berbagai permaslahan baik dalam skala lokal, regional, maupun global, yang bergumul dengan berbagai jenis tantangan ringan maupun berat. Inilah ujian yang dihapai ummat Islam modren, sehingga sangat diperlukan gerakan yang ingin dimainkan ummat Islam untuk meredam serta mencarikan jalan keluar dari tantangan globalisasi. Itu semua terwujud apabila Islam modren mau menunjukkan kualitas tinggi  sebagai manusia teladan yang tampil dalam bungkusan Muslim, Intelektual dan profesional (Iman, Ilmu dan Amal).
Tugas kita sekarang adalah merumuskan suatu strategi intelektual yang cerdas untuk menjawab tantangan globalisasi agar mampu menjawab tantangan arus globalisasi sehingga setiap permasalahan dapat diuraikan solusinya. Pertama, Jihad intelektual ingin menghasilkan ajaran Islam secara cerdas yang meliputi seluruh  kehidupan manusia. Dalam hal ini ummat Islam harus merumuskan al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw., sebagai standar paling utama. Ummat Islam seharusnya sadar bahwa al-Qur’an adalah pedoman hidup, yang perlu dihayati dan diamalkan seluruh pesan-pesan yang terdapat di dalamnya. Kedua, meningkatkan ketajaman daya analisis kita dalam membaca peta perkembangan arus globalisasi agar mampu kita menguasai seni “bermain” dalam rangka mencapai tujuan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
Selamat Milad Himpunan Mahasiswa Islam Ke-72

Komentar

Postingan Populer