Ada Apa Dengan LGBT?
Hikmatiar Harahap
Isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) sudah
lama terdengar dalam berbagai informasi. Isu yang berkembang hangat-hangatnya
saat ini, yang dipasarkan melalui media
elektronik, cetak dan media sosial. Sehingga isu tersebut cepat merasuti
pikiran-pikiran masyarakat. Akan tetapi isu yang berkembang masih sebatas kajian
yang kurang serius, akhirnya muncul anggapan
biasa-biasa saja. Sehingga kebanyakan masyarakat terlena dan tidak mau
tahu akan bahaya yang ditularkan oleh para komunitas LGBT. Tanpa kesadaran yang
lebih dalam, bisa saja kelompok LGBT ini, akan menanamkan nilai-nilai
penyimpangan terhadap kehidupan masyarakat sosial.
Faktor dominan munculnya LGBT ditengah-tengah
kehidupan sosial disebabkan atas dua
(2) keadaan. Pertama, disebabkan
ketika terlahir dengan keadan kurang normal. Sehingga bawaan sehari-hari tidak
sesuai dengan fitrah yang ia miliki. Kalau seandainya ia berusaha, besar
kemungkinan keadaan fitrahnya secara normal pasti akan dimilikinya. Kedua,
disebabkan faktor lingkungan atau pergaulan hidup diluar rumah. Pengaruh ini
yang menjadi cikal bakal munculnya komunitas LGBT dalam kehidupan sosial
masyarakat. Tanpa disadari pengaruh lingkungan dan pergaulan hidup akan
membentuk jiwa dan kehidupan seseorang. Pengaruh tempaan lingkungan dan pergaulan hidup sangat sulit untuk
dijauhkan dan dihindari, karena hasil prilaku mereka terbentuk dengan sendirinya didalam komunitas
yang mereka lakukan setiap saat. Akhirnya muncul jualah ganguan disorientasi
yang di alami seseorang yang tidak sesuai dengan fitrahnya.
Komunitas LGBT menawarkan hal-hal nyeleneh
(aneh) terhadap kehidupan sosial. Tawaran-tawaran penyimpangan yang mereka
lakukan selalu bertolak belakang dengan fitrahnya. Gerakan komunitas LGBT
akan menggeser dan menggulingkan
nilai-nilai spritual (agama), dan kepribadian bangsa. Sehingga satu kata yang
mesti digelorakan setiap saat adalah tidak ada tempat untuk para komunitas
LGBT. Sebab gerakan mereka adalah masalah sosial yang mengancam kehidupan
spritual (agama), ketahanan dan kepribadian keluarga serta berusaha merusak
nilai-nilai budaya.
Memang sekilas saya perhatikan LGBT adalah
persoalan pribadi, sebab dia muncul karena kemauan sendiri. Tetapi sesama
mahkluk sosial harus menjunjung dan memiliki
kesadaran terhadap persoalan dinamika kehidupan sosial. Sebagai
masyarakat intelektual sudah semestinya tampil sebagai sosok yang dapat
memberikan solusi cerdas. Agar persoalan pribadi para komunitas LGBT tidak
lebih luas menyebarkan virus-virus nyelenehnya.
Saya pikir solusi yang bisa ditawarkan adalah
sebagai berikut; Pertama, peran anggota keluarga sangat diperlukan. Kedua,
sebagai orang tua harus mampu menjadi pendidik dalam keluarga. Ketiga,
nilai-nilai agama (Islamicvalues) dan budaya harus terus dikembangkan.
Komentar
Posting Komentar