_Jalan Panjang Pergerakan Mahasiswa_
Renungan Menjelang Sahur
_Jalan Panjang Pergerakan Mahasiswa_
Oleh: Hikmatiar Harahap (Sekretaris Eksekutif Transitif Learning Society [TALAS],
Mahs. UIN SU Medan)
Identitas mahasiswa lebih mudah dipahami sekelompok orang terdidik yang
berada di perguruan tinggi. Maximus memilih makna identitas lebih mengarah pada
pengembangan moral dalam kehidupan. Sungguh tepat pemaknaan bahwa identitas
yang melekat pada mahasiswa adalah agent of change atau agent of control.
Kenapa penyematan karakter itu harus disematkan kepada mahasiswa, bukan kepada buruh, petani, rakyat atau elemen lainnya. Bukankah mereka juga memiliki konsep yang dapat memberikan efek dan nilai untuk membawa sebuah perubahan.
Itulah merupakan keistimewaan tersendiri untuk mahasiswa. Kalau kita dekati secara pragmatisme mahasiswa merupakan kaum terdidik yang tak bisa didikte oleh kepentingan siapapun baik penguasa maupun kepentingan pribadi. Idealisme merupakan senjata utama dalam mewujudkan identitas mahasiswa. Cita-citanya jelas dan benderang untuk menuntaskan segala bentuk ketidakadilan dan selalu dekat dengan kepentingan rakyat.
Mahasiswa dan rakyat seolah tidak dapat dipisahkan, ketika tetetas air mata, kelaparan, keguncangan hidup dirasakan oleh rakyat, secara psikologi langsung dirasakan mahasiswa. Artinya, ada hubungan batin yang kuat dan sarana yang menyalurkan itu adalah inteletual, intelegensi dan kepekaan sosial.
Mahasiswa bukan sekelompok orang yang gagah-gagahan. Melainkan kehadiran mereka di medan perjuangan ditunggu dan didoakan. Keabsenan mahasiswa dalam pergerakan tentu sesuatu yang tidak dapat kita bayangkan. Pergerakan mahasiswa selalu bersentuhan dalam setiap zaman.
Tiap-tiap langkah bangsa dan negara ini selalu di motori oleh para mahasiswa. Wadah tempat berkumpulnya pemikiran-pemikiran hebat para mahasiswa sudah ada sejak dari tahun 1908 sampai saat ini.
Kehadiran Budi Utomo merupakan cikal bakal perjuangan nasional yang didalamnya tentu di isi oleh para mahasiswa. Begitu juga kehadiran Perhimpunan Indonesia (PI) 1922, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) 1926, Sumpah Pemuda 1928, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 1947, Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI) 1947, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 1960, Gerakan Reformasi 1998, serta gerakan-gerakan perjuangan pasca reformasi Badan Eksekutif Mahasiswa-Seluruh Indonesia (BEM SI) 2007, 2014, 2019, 2020 dan 2022 serta selanjutnya pergerakan dan perjuangan mahasiswa akan tetap menghiasi langit dan ibu pertiwi.
Jalan Panjang
Bila dimaknai secara filosofis bahwa kehidupan ini memang singkat hanya antara kemarin dan lusa, hanya itu-itu saja berputar dan menghampiri, sehingga konsekuensi jalan panjang adalah perjuangan untuk memperjuangkan agar terwujudnya tujuan dari bangsa dan negara.
Bangsa dan negara harus mampu di bebaskan dari liberty dan freedom. Bangsa harus bebas (liberty) untuk, sedangkan negara harus bebas (freedom) dari. Jalan panjang ini yang harus diperjuangkan setiap saat. Mahasiswa sosok utama yang dapat menggadakan antara dua kekuatan yaitu kekuatan fisik dan pemikiran.
Jalan panjang merupakan meniti di atas harapan-harapan yang untuk diwujudkan tentu dengan usaha dan kemauan yang terstruktur dan dinamis. Bagi Marcus Aurelius cukup menyeramkan bahwa dari sekarang "Tinggalkan harapan-harapan yang sia-sia, selamatkan dirimu selagi kau masih mampu".
Tentu hal ini harus betul dipahami bahwa perjuangan merupakan bentuk untuk mencapai harapan seluruh masyarakat bangsa, dan harapan besar itu ada di dalam diri mahasiswa. Sehat dan bahagia selalu pergerakan.
Salam aktivis…
Dalam hati bisikkan lagu “ Darah Juang”, “Totalitas Perjuangan”, “Buruh
Tani”.
Jalan panjang perjuangan mahasiswa..
BalasHapus