Bermuhasabah Diri Di Akhir Dan Awal Tahun
Bermuhasabah Diri Di Akhir Dan Awal Tahun
oleh Drs. Mhd Ilyas
AR
(Alumni Fak. Syariah (IAIN) UIN-SU Medan & Dewan Pakar DPW PPP Sumatera Utara)
Pergantian tahun lazimnya disambut dengan sesuatu kegembiraan menyongsong tahun baru, apakah dapat membawa satu keberuntungan dan kesuksesan dalam menata kehidupan. berbagai pertemuan dan kegiatan dilakukan dibarengi dengan menikmati hidangan yang istimewa cukup lezat sambil menantikan pergantian detik tahun baru.
Bahkan, ada yang larut semalaman
begadang, canda tawa diiringi dengan musik, bergembira ria, kembang api, warna
warni mengudara menyambut kegembiraan terkesan tahun baru akan membawa suatu
keberuntungan dan keberhasilan.
Padahal dalam pergantian tahun
seharusnya kita mengadakan suatu evaluasi, refleksi dan muhasabah tentang diri
kita yang selama ini yang sudah kita perbuat baik yang sudah tercapai atau
masih banyak pekerjaan-pekerjaan yang belum terselesaikan atau yang masih
tertinggal. Dari situlah kita dapat mengetahui kelemahan kita selama ini yang
harus kita perbaiki di tahun baru ini harus lebih baik dari yang sudah kita
lakukan, misalnya ditahun sebelumnya kita masih bermalas-malas, berbuat sesuka
hati tanpa perencanaan atau program yang akurat dapat dibuktikan keberhasilan.
Jadi, semua itu kedepan kita harus punya cita-cita, punya target, punya sasaran
juga punya harus dapat memotivasi diri untuk berbuat yang lebih baik lagi dari
tahun kemarin.
Kita tidak perlu menutupi diri yang
selama ini sebenarnya kita lemah, masih banyak kekurangan dan ketertinggalan
dengan adanya koreksi diri, Insya Allah, harapan didepan kita akan
terwujud.
Dalam anjuran syariat, agar
senantiasa kita dianjurkan bermuhasabah sebagaimana Allah Swt., berfirman dalam
Alquran surat al-Hasyar ayat 18.
Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
diperbuatnya untuk hari esok (hari akhirat).
Dari ayat diatas dapat dipahami
bahwa setiap diri selalu memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok. Artinya, apa yang menyalahi dari apa yang diajarkan agama atau
mengerjakan larangannya dari itu, kalau kita menyadarinya bersegeralah
memperbaikinya atau bertaubat (tidak diulangi lagi).
Begitu juga kata dengan kerjaan (pekerjaan) seharian kaitannya dengan mencari nafkah berkeluarga, mendidik anak-anak dan lain sebagainya. Sudah benarkah atau salah, kalau memang salah harus cepat diperbaiki dan harus cepat cari solusinya yang baik lagi untuk mencapai satu kesuksesan kedepannya.
Begitu juga kalau kita sebagai pedangang, orang masyarakat, berpartai, komunitas selalu mengalami kelesuan dan stagnan atau mundur jauh tertinggal. Kita harus mengevaluasinya secara pribadi atau keseluruhan sehingga tahulah kita dimana kelemahan kita yang dialami. Setelah itu, barulah kita mengetahui harus apa yang dilakukan untuk perubahan sehingga kedepannya lebih baik lagi. Dengan demikian, semuanya itu akan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Karena kita sudah tahu jurus-jurus apa yang kita perbuat kedepannya.
Komentar
Posting Komentar