PEMIMPIN SOLEH BERMESRAAN DENGAN RAKYAT



Gambar mungkin berisi: 1 orang
Oleh: Hikmatiar Harahap
Menciptakan suasana damai adalah keharusan setiap unsur manusia baik dalam keadaan bahagia maupun keadaan berduka. Dalam kehidupan sehari-hari sering muncul kata-kata damai, seperti berdamai dengan alam, berdamai dengan waktu dan sebagainya. Damai dalam konteks kebangsaan adalah menciptakan situasi dan kondisi antara pemimpin dengan rakyat saling membutuhkan satu sama lain.
Mengukur saling keberbutuhan sederhananya dapat dilihat dari kebijakan-kebijakannya selalu mengedepankan kemaslahatan, mementingkan kebutuhan orang-orang pinggiran (lemah), serta memastikan semua sudut kehidupan rakyat tidak ada yang tertindas maupun yang terzalimi. Sebaliknya, keberbutuhan pemimpin kepada rakyatnya, seminimal dapat dibuktikan dengan adanya muncul rasa kecintaan kepada pemimpinnya serta rakyat yang selalu memanjatkan doa setiap saat agar istiqomah, adil, amanah, bijaksana dalam menjalankan tugas-tugasnya. Jika hubungan saling membutuhkan sudah tercapai, pastinya akan muncul sikap kemesraan dan kedamaian yang membawa kehidupan masyarakat dan bangsa pada kehidupan yang teratur, lebih menonjolkan sikap saling menghargai, saling menasehati, saling tolong-menolong dan sebagainya.
Ungkapan bermesraan tentu bukan pada makna negatif, tetapi lebih pada penegasan bahwa dalam menjalankan tugas, seorang pemimpin harus memiliki seni kreatif, baik dalam kebijakan maupun keputusan-keputusan resmi. Artinya, sigap dan tepat dalam mengambil kebijakan, perencanaan yang tidak monoton, mampu memprediksi peluang serta jeli terhadap hal-hal yang sedang berkembang. Sejatinya, ungkapan pemimpin yang soleh itu adalah pemimpin yang dapat mengayomi, menyahuti, melindungi, mensejahterakan rakyatnya dengan kebijakan dan kekuasaanya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UPAYA KADER HMI TERHADAP TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN SOLUSI

Energy Of Bersama

MILAD PPM-PALUTA KE-4 CITA-CITA DAN MANUSIA UNGGUL