MENAKAR INTEGRITAS CALON ANGGOTA LEGISLATIF

Hasil gambar untuk MENAKAR INTEGRITAS CALON ANGGOTA LEGISLATIF
·   Oleh: Hikmatiar Harahap
 Penulis adalah Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 

Tahun 2019 adalah tahun politik bangsa Indonesia ditandai dengan peristiwa besar yang akan menentukan arah dan kebijakan pembangunan bangsa dan manusia. Adapun persitiwa yang akan di lalui bangsa Indonesia adalah hajatan menentukaan pilihan politik seperti pemilihan kepala negara (presiden dan wakil presiden), dewan perwakilan daerah (DPD) dan dewan perwakilan rakyat (DPR) baik pusat, provinsi dan kab/kota. Namun, yang menarik untuk di cermati tentu keberadaan para calon legislatif yang tumbuh bak jamur di musim hujan. Di berbagai sudut kota bahkan sampai perkampungan berbagai bentuk cara dilakukan untuk memperkenal diri terhadap masyarakat seperti memasang poster, spanduk bahkan ada lagi yang memasang photonya di buku-buku kumpulan doa harian. Berbagai bentuk hasil kreativitas ditampilkan calon wakil rakyat, untuk mempromosikan diri banyak mengundang perhatian masyarakat diantaranya mengenai visi misi sebagai janji politiknya. Orientasinya tentu untuk mengabdi penuh kepada rakyat, memperbaiki kondisi bangsa Indonesia, di satu sisi sah-sah saja. Bahkan ada lagi colannya yang tidak segan-segan menyatakan kepada masyarakat bahwa jika kelak terpilih dan apabila terbukti menginkari janji politik bersedia mengundurkan diri jabatannya dan berbagai embel-embel di sampaikan untuk meyakinkan masyarakat sebagai pemilih. Penulis pernah melihat di pinggir jalan salah satu calon menyatakan siap jungkir balik untuk rakyat, bahkan yang menarik sampai-sampai photonya di spanduk itu dengan posisi terbalik.  Namun, sebagai masyarakat harus benar-benar mengambil serta menentukan sikap politik agar calon yang kita wakilkan dapat menjalankan janji politiknya.
Sehingga tidak menimbulkan wakil rakyat yang tidak dapat menunaikan janji politiknya, agar tidak menambah rasa kekecewaan dalam masyarakat. Tapi, masyarakat harus cerdas mengenali sosok calon yang memiliki sikap atau jiwa integritas tingkat tinggi. Pemimpin yang memiliki integritas akan berupaya bersama masyarakat mewujudkan pembangunan serta kebijakan yang berpihak untuk kemaslahatan umat manusia. Manusia-manusia yang memiliki integritas merupakan hasil tempaan dari pengejewantahan dari nilai-nilai agama dan kemanusian. Integritas bukan hasil seleksi alam, melainkan manusia yang memiliki hati yang suci yang mencerminkan aktivitas dan tingkah lakunya sesuai apa yang dia lontarkan. Sosok wakil rakyat yang mengerti kebutuhan dan hajat masyarakat tentu tindakan dan kebijakannya akan memberikan efek kesejahteraan dan kedamaian. Bukan sosok yang malah membuat kebingungan serta menimbulkan keresahan, melain mereka yang selalu menyampaikan pencapaian-pencapaian yang penuh harapan dan optimisme demi kemajuan pembangunan kemanusiaan.
Kualitas pemimpin sangat menentukan arah kebijakan pembangunan bangsa dan manusia. Dalam hal ini Rasulullah saw., bersabda, “(Pilihlah) pemimpin yang terbaik bagimu, yaitu pemimpin yang kamu cintai dan mereka mencintaimu, mereka mendoakanmu dan kamu juga mendoakan mereka. Sedangkan sejelek-jelek pemimpin bagimu adalah pemempin yang kamu benci dan mereka membencimu, yang kamu laknat dan mereka melaknatmu”. [HR. Muslim]. Wakil rakyat yang memiliki integritas adalah sosok wakil yang memiliki spirit pionir dan spirit kesederhaan. Adapun spirit pionir lebih penekanannya terhadap sosok yang dapat merintis bahkan menemukan kebaikan melalui persentuhan langsung dengan masyarakat baik karena adat istiadat. Dalam konteks kepemimpinan, terkadang beberapa kebijakan yang dianggap baik, malah menimbulkan respon dan tanggapan masyarakat yang kurang setuju. Untuk itu di butuhkan pemimpin yang memberanikan diri, mengenal situasi kondisi serta langsung bersentuhan dengan masyarakat untuk mendengarkan keluhan dan harapan. Ketika bersentuhan secara langsung dengan masyarakat berbagai inpirasi, keterampilan akan terumuskan dengan kebijakan yang lebih sederhana dan kreatif. Sedangkan spirit kesederhanaan dalam konteks kepemimpinan adalah pemimpin yang memiliki sifat kearifan. Kesederhanaan dalam ajaran Islam identik dengan qanaah, artinya orang yang memiliki cita-cita besar dalam mewujudkan rakyat yang adil dan sejahtera. Spirit ini akan mengantar manusia pada posisi istiqomah yang melahirkan pendirian yang kokoh, memiliki integritas, teruji dan terampil. Wakil rakyat yang memiliki kesederhanaan senantiasa merasa tertantang dan selalu optimis menatap masa depan pembangunan. Sejarah menjadi saksi bagaimana bentuk kesederhanaan khalifah Umar Ibn Khattab ketika menjadi pemimpin dengan kesiapan memikul gandum ke salah satu rumah penduduk yang penghuninya di timpa kelaparan.
Disaat masyarakat menentukan pilihan politiknya harus berpihak pada objektifitas dan kredebilitas bukan karena adanya iming-iming dari kandidat. Salah satu yang membuat tatanan demokrasi Indonesia menjadi rusak saat ini di sebabkan perkembangan politik kotor berupa beredarnya politik uang, menyebaran fitnah dan hoaks. Dengan adanya peredaran politik uang menjadi pertanda bahwa sosok calon wakil rakyat tidak mampu bersaing secara sehat dalam meraih simpati dan suara dari masyarakat, boleh jadi kalah sebelum bertarung. Hal ini tentu menambah sisi negatif pada calon serta memperlihatkan bahwa ide dan gagasan minim dalam membangun bangsa dan masyarakat. Artinya, fokus utama dalam menentukan calon harus dikenali track recordnya dalam interaksi selama ini dalam masyarakat, bisa jadi ini menjadi panduan kita untuk menentukan sosok orang yang akan di pilih, jangan sampai terperdaya pada janji-janji yang mereka lukiskan dalam poster maupun spanduk yang berdiri kokoh di sudut perkotaan ataupun perkampungan. Musibah politik bisa saja datang tiap waktu, bahkan korbannya bukan hanya wakil rakyat, tapi bisa saja menimpa rakyat dari kekejaman politik. Contoh sederhana dari musibah politik tersandungnya para wakil rakyat pada kasus korupsi, penipuan, narkoba dan sebagainya, sedangkan musibah politik yang menimpa rakyat berupa kezaliman dan ketidakadilan pembangunan. Politik awalnya suci, namun ada pihak-pihak membuatnya jorok bahkan dijauhi banyak orang. Tujuan politik jelas mempunyai kehendak yang kuat untuk membela kaum lemah (al-mustadl’afun), yaitu memperdayakan masyarakat lemah.
Penutup
Kualitas pemimpin menjadi penentu dalam mengambil kebijakan yang pro terhadap rakyat. Rakyat juga wajib mengikuti pemimpin yang menjalankan kekuasaan dengan cara yang benar dan mengambil keputusan saat menghadapi kesulitas. Apa bila salah dalam memilih pemimpin bukan saja rakyat yang di rugikan hewan, tumbuhan bahkan alam inipun merasakan kekejaman dan ketidakadilan atas tindakan manusia. Untuk itu kita harus memilih pemimpin secara hati-hati dan memastikan mereka mampu menjalankan amanah dengan adil dan jujur. Pemimpin yang dapat melahirkan ketulusan, kemanusiaan, rasa hormat, keberanian, dan semua nilai baik yang dibutuhkan untuk menjalankan kekuasaan. Ini menggambarkan bahwa kekuasaan yang baik yang bersifat politis maupun yang lain berfungsi membebaskan dunia dari penindasan dan perselisihan serta kembali menghadirkan kehidupan dengan memulihkan perdamaian dan ketenangan. Wallahu a’lam..

Komentar

Postingan Populer