KONTRIBUSI RAKYAT UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH

Hasil gambar untuk gambar pemandangan benteng islam Hikmatiar Harahap 
Mahasiswa Universitas Islam Negeri [UIN] Sum. Utara Medan

Dalam mengawali tulisan ini, penulis mengajukan sebuah pertanyaan sekiranya dapat memotivasi pribadi agar selalu berbuat dan berkarya untuk daerah kelahirannya. Pertanyaannya sangat sederhana “apa yang akan kita perbuat untuk daerah kita”. Jika berbicara pembangunan daerah, di benak akan terlintas kondisi manusia yang terbelakang dari segi pendidikan, ekonomi, kemiskinan, infrastruktur yang tidak memadai dan segudang permasalahan yang selalu menghampiri rakyat. Dengan situasi dan kondisi yang memprihatinkan segudang harapan masih di tujukan untuk rakyat agar sama-sama berbuat untuk bangsa dan negara. Sebab, tanggung jawab moral merupakan sebuah cita-cita dari bentuk kemerdekaan untuk menuju keadilan dan kesejahteraan. Rakyat hidup secara komunitas tentu memiliki kekuatan dan semangat yang belum tersalurkan, inilah modal utama untuk membangun sebuah daerah.
Dalam kamus bahasa Indonesia istilah rakyat belum pernah didefenisikan secara jelas dalam distingsi satu terhadap lainnya. Defenisi istilah tersebut dalam bahasa Indonesia memerlukan suatu survei tersendiri mengenai bagaimana di gunakan dan dalam konteks apa masing-masing istilah itu dipakai. Makna itu tidak ditentukan oleh kamus, tetapi oleh praktik dalam parole politik dan tata negara.
Sementara, dalam deskripsi dan analisis filosof Hannah Arendt bahwa tugas utama manusia itu ada tiga, yaitu, kerja, karya dan aksi. Manusia dalam pandangan filosof Hannah, saya mencoba terjemahkan dengan arti rakyat. Sejatinya bila seorang rakyat yang terbebas dari kewajiban rutinitas, seperti suami yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, isteri dan anak-anaknya serta keperluan dasar dapat diselesaikan. Maka rakyat tersebut di harapkan agar mengalihkan fokus utamanya untuk ikut membangun daerahnya. Artinya, rakyat yang sudah matang secara finansial harus ikut ambil bagian sesuai bidang yang ditekuni sebagai bentuk kepedulian dan rasa memiliki tanggung jawab dalam proses memajukan daerahnya. Bila perlu harus rela berkorban baik pikiran, tenaga dan bahkan harta benda. Sehingga, tiga komponen tugas utama manusia (rakyat) dalam konteks membangun daerah dapat dioptimalkan sebagai bentuk kontribusi untuk bangsa dan wilayahnya. Kalau rakyat hanya mengandalkan pemerintah sendirian untuk membangun infrastruktur yang memadai, menciptakan lapangan kerja, mengelola sektor pariwisata dan pembangunan daerah terpencil dan permasalahan-permasalahan yang lain, maka pembangunan akan berjalan lambat bahkan tertatih-tatih. Memang, di sadari bahwa mewujudkan pembangunan merupakan tanggung jawab kepala daearah, tapi apa salahnya kalau kita ikut berkontribusi, bekerjasama sebab hasilnya pun di tujukan untuk kemaslahatan bersama.
Untuk itu, sangat diharapkan agar terciptanya kolaborasi antara rakyat dan pemerintah untuk membuka ruang agar daya kreativitas masing-masing dapat tersalurkan. Ruang kreativitas itu akan menciptakan dialog, berbicara melalui hati-ke hati sehingga lebih mudah saling memahami kebutuhan bersama. Jika hal ini menjadi ciri khas tersendiri maka dapat menumbuhkan sikap percaya diri yang tinggi bagi individu-individu rakyat dan pemerintah, sehingga rakyat pun dapat melompat jauh dari yang kerja, dapat bergeser ke karya serta beralih juga ke aksi (kontribusi nyata terhadap pembangunan bukan aksi demontrasi di jalanan).
Jika Pola pikir rakyat sudah beranjak dari tingkatan kerja menuju ke arah berkarya, maka ini merupakan suatu pertanda bahwa mereka ikut juga memikirkan konsep, ide maupun gagasan briliant untuk membangun dan menciptakan keunggulan tempat tinggalnya. Kemauan dan kesadaran merupakan kunci utama untuk menembus kegelapan dari ketertinggalan dan kemelaratan menuju daerah yang bersaing dan maju. Jika berbicara pembangunan daerah apalagi pasca pemekaran banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, di kebut bahkan di kejar, agar se-dini mungkin dapat sejajar dengan daerah lain yang lebih maju dan mandiri. Tentu, semua pihak harus bergandengan tangan, sama-sama memikirkan bagaimana agar sumber daya alam di daerah itu dapat di kelola dengan baik serta diperuntukkan kesejahteraan rakyat. Dalam mengelola dan memanfaatkan potensi daerah yang di butuhkan adalah manusia-manusia yang memiliki jiwa keterampilan dan profesional. Ini merupakan tantangan serius untuk pemerintah daerah agar dapat mewujudkan rakyatnya yang memiliki kecerdasan dan keterampilan sehingga potensi daerahnya dapat dikelola dan tidak diberikan kapada orang lain. Rekomendasi awal bisa memberikan pelatihan-pelatihan, penelitian bahkan di buat program khusus untuk pendidikan kepada rakyat.
Faktor pendukung untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran pembangunan tentu berbagai pihak harus saling mendukung dan saling mengingatkan satu sama lain. Kerja tuntas merupakan slogan yang sering di utarakan pemerintah pusat menjadi titik balik untuk menentukan nasib pembangunan suatu daerah. Nasib suatu bangsa di tentukan oleh rakyat dan pemimpinnya, jika rakyat dan pemimpinnya ingin menghadirkan pembangunan daerah yang maju dan berdaya saing tentu kolaborasi untuk menyamakan konsep, gagasan dan buah pikiran hal mutlak yang harus di wujudkan. Antara pemimpin dan rakyat tidak terdapat rasa mencurigakan dan saling mematai-matai.
Dalam konsep pembangunan yang merata  dan berkeadilan merupakan tanggung jawab pemimpin secara tunggal. Kebijakan-kebijakan yang hendak di putuskan seharusnya melalui tahapan-tahapan serta seleksi dan pertimbangan yang ketat untuk memastikan sejauh mana rakyat itu antusias dalam menyambut keputusan politik. Hal yang paling utama dalam keputusan politik bahwa terakomodasi kepentingan dan kebutuhan rakyat. Seandainya, ada kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat, tentu mereka akan memprotes dan berupaya agar kebijakan itu tidak dipaksakan supaya kehidupan tidak macet maupun kacau. Rakyat kecil di daerah selalu mengharapkan kepada para pemimpin agar kehidupan mereka diperhatikan serta di akomodasi, artinya harapan mereka sangat sederhana dan tidak bertele-tele. Seperti terjangkaunya harga sembako yang menjadi kebutuhan dasar, terjangkaunya biaya pendidikan anak-anak sudah lebih dari cukup. Bila mana kebutuhan itu dapat di sanggupi pemerintah maka rakyat pun akan lebih mudah untuk diajak bekerja sama dan sama-sama bekerja baik dalam bidang pembangunan daerah, keamanan wilayah, sektor pariwisata dan sebagainya.
Atas kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil maupun menengah, maka rakyat akan sadar dan berusaha membuka diri ikut berperan melakukan kebajikan dan kebijakan terhadap daerahnya. Kebajikan itu akan di tandai dengan memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk ikut bersama membangun daerahnya, sebab dia akan berpikir bahwa daerahnya adalah identitasnya.  Identitas diri tentu ingin menghasilkan yang terbaik, sebab setiap manusia tidak menginginkan ada celah negatif yang menghinggapi pribadinya. Berperan secara aktif merupakan bukti kontribusi terhadap daerahnya, dapat di lihat dari beberapa segi, di antaranya segi ekonomi yaitu menampakkan kegiatan yang berproduksi, pembagian dan penggunaan barang dan jasa. Sekian...

Komentar

Postingan Populer