DIMANAKAH NILAI PANCASILA DI ERA TEKNOLOGI
Hikmatiar
Harahap
Dalam tulisan ini, penulis akan mencoba menguraikan,
membahas, memaparkan serta menganalisis keselarasan nilai-nilai Pancasila yang
terkandung pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa di era perkembangan
zaman dan teknologi. Desain kekinian dalam mendiskusikan nilai Ketuhanan di era
milenial menjadi sebuah kejutan sekaligus konfigurasi dalam memaknai Pancasila
sebagai sebuah tindakan yang mengantar
kehidupan bermasyarakat serta berbangsa menjadi lebih agamis, taat sekaligus
unggul dalam penguasaan teknologi. Konvergen antara Pancasila dengan teknologi
mengajarkan sifat, etika nilai serta kemajuan kehidupan pribadi atau bangsa
menjadi pribadi atau bangsa yang taat-profesional, agamis kemanusiaan.
Pancasila menjadi sebuah sumber nilai yang tetap hidup dan
eksis ditengah pergumulan waktu, sehingga dapat mengarahkan menuju jalan
kebaikan, mematuhi hukum atau peraturan UU yang diuraikan dari mempedomani
Pancasila tanpa meminggirkan atau menghindari kemajuan zaman, teknologi dan
ilmu pengetahuan. Sebuah kezaliman yang nyata, bila kehendak perkembangan
teknologi meruntuhkan nilai Pancasila dalam arus pemikiran dan pergerakan umat
manusia. Nilai Ketuhanan yang akan menggerakkan serta menfasilitasi untuk
menempatkan pribadi dan bangsa menjadi agamis, taat dalam memuliakan
kemanusiaan serta unggul dalam menjalan tugas bangsa dan negara. Fenomena yang
membuat hati tersentak dan prihatin bahkan terpaksa menangis saat terkikisnya
keistimewaan manusia sebagai makhluk yang paling mulia saat berhadapan dengan
kemajuan dunia. Akhlak, etika, moral terpaksa menepi dipinggir lapangan,
permainan serta drama tidak mematuhi aturan hakim sehingga sebagai pemain,
manusia bebas meragakan kehidupan walaupun menabrak hukum, memanipulasi data,
maling negara dan sebagainya. Balasan atau karma kehidupan pastinya ada baik di
dunia maupun hari akhir, namun memperbaiki kehidupan dunia dalam kondisi
terkini, baik dalam mengangkat harkat martabat, sopan dalam bertindak, berbudi
pekerti yang tinggi lebih utama dari pada menunggu akibat hukum bagi
pelanggarnya adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu semua orang, sehingga
kezaliman, penindasan, kebodohan hilang dari muka bumi. Kehadiran teknologi,
sesungguhnya bukan untuk mengajaukan atau mendeskreditkan kehidupan namun lebih
kepada untuk menampilkan kehidupan yang lebih keren dan nikmat. Eksistensi
kehidupan bangsa sedang dirundung kegalauan, degradasi sehingga pribadi bangsa
semakin menjauh dari nilai agung yang seharusnya menjadi penuntun sekaligus jalan
menuju hamba yang produktif, professional serta berkemajuan. Kejiwaan memahami
Pancasila dalam perkembangan kemajuan zaman harus di sikapi dengan moral serta
intelektual, namun yang terjadi saat ini adalah terhalang oleh sifat hegemoni
yang sengaja dibenturkan oleh manusia-manusia hipokrit, renegat yang jauh dari
penghayatan keagamaan.
Nilai Ketuhanan telah berhadapan dengan kemajuan
teknologi, bahkan dalam perjalanan telah menunjukkan teknologi mengalahkan
nilai Ketuhanan, sehingga manusia terjatuh dalam fantasi fatamorgana dalam
memperjuangkan realitas kebutuhan, sehingga sedikit demi sedikit mencoba
menghindar atau melangkah lebih maju untuk lari dari kehidupan yang agamis,
taat, berkelakuaan baik. Keadaan tersebut akan membentuk jiwa manusia pada tataran
alienasi, artinya fungsi Ketuhanan dan teknologi serta salah satunya tidak akan
diperolehnya dalam saat bersamaan bahkan hal itu akan membawa kepada penyesalan
serta kehancuran pribadi atau bangsa. Apresiasi sesungguhnya sebagai pribadi
atau bangsa dapat melakukan tindakan yang mengkolaborasikan kebermaknaan dan
fungsi dalam mengarungi kenyataan hidup serta sebagai dasar dalam menjalankan
serta membangun kemajuan bangsa dan negara. Tentu, animo ini harus tertanam
kuat agar dapat menjawab tantangan kemanusiaan dan dunia yang semakin komplek
dan berceceran. Keselarasan Pancasila dan perkembangan teknologi akan terjawab
sudah bilamana ada kehendak untuk menjadikannya sebagai fungsi utama dalam
melakukan akivitas ekonomi, sosial, hukum, keamanan, ketertiban, budaya serta
ibadah. Kehendak yang sungguh-sungguh dan nyata akan mendorong keterlibatan
serta keterkaitan dalam rumus keselarasan ketika bersentuhan dalam dunia dan
kemajuan teknologi.
Keselarasan Pancasila dan kemajuan teknologi akan
menciptakan pribadi atau bangsa dalam dua hal, yakni nilai Ketuhanan mengajarkan konsep memuliakan
manusia ketika bersentuhan dengan kemajuan zaman dan sedangkan kemajuan
teknologi membebaskan manusia dari kebodohan. Orientasi harus terbangun dari
hal-hal yang kecil agar menjadi sebuah gagasan, tindakan untuk terciptanya
potensi yang afektif dalam psikologi kebangsaan. Pertukaran ide menjadi
keniscayaan untuk membuat langkah agar ada hubungan yang saling menerima antara
Ketuhanan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Sebab, tujuannya sungguh
mulia dan ini harus sedini mungkin dikampanyekan, disampaikan agar semua orang
mengetahui dan mengamalkannya.
Nilai Ketuhanan yang dalam ajarannya ada moral yang
memberikan dimensi transendental dalam pembangunan kesosialan di era teknologi
agar terciptanya pertautan kehidupan bangsa yang saling menghormati,
menghargai, mengapresiasi, mendukung, bertindak dalam koridor hukum sehingga
pelangi kehidupan hadir sebab manusia adalah umat yang sama yang sengaja
diciptakan Tuhan untuk mengurusi, merawat, serta berlomba-lomba dalam kebajikan
tanpa memandang suku, agama ras namun semata-mata hadir karena kejernihan mata
hati yang didalamnya terwujud moralitas yang tinggi. Filter kehidupan harus
memandang dari koridor yang mesti dilalui dengan dasar ajaran yang didalamnya
terselip nilai moral. Pergeseran moral, akhlak yang didominasi kemajuan
teknologi yang didalamnya sengaja tidak dimunculkan nilai kebaikan, kemanusiaan
sehingga memperbudak, memperkosa, meremahkan nilai kehidupan sehingga sifat individualisme,
hedonisme, pragmatisme menghiasi pribadi. Tantangan ini harus disikapi secara
serius dalam mendukung serta mengembangkan nilai-nilai Ketuhanan hadir dalam
kehidupan teknologi. Lebih dari itu, ditegaskan juga bahwa nilai Ketuhanan
merupakan pintu utama dalam menyehatkan kemajuan karena didalamnya terdapat
tanggung jawab dalam mengembangkan tatanan kemanusian yang berkemajuan. Oleh
karena itu, perlu kita renungkan ungkapan Mochtar Pabotting, “kita memerlukan
kehidupan agamis yang menghormati mekanisme dan kebajikan demokrasi”. Dalam
konteksnya, bahwa moral dan teknologi harus bersanding untuk terciptanya
pribadi yang taat professional, berkemajuan serta aktif dengan perkembangan
kemajuan zaman. Dengan penghayatan, pemahaman Ketuhanan yang berlandaskan pada
nilai moral serta budi pekerti sehingga hadir sikap etos kerja yang berkualitas
dan bermakna dari nilai tambah spiritual.
Kemajuan teknologi harus dapat menggaransi
tumbuhkembangnya kemajuan supaya kehidupan lebih indah berwarna, sebab
pembodohan, perbudakan, pemerkosaan pemikiran, kezaliman adalah musuh dari
nilai Ketuhanan. Sehingga, nilai Ketuhanan akan mengajak pribadi atau bangsa
untuk mengembangkan etika sosial dalam kehidupan dengan memupuk rasa
kemanusiaan dengan mengembangkan hikmah, moral serta akhlak, etika yang
ditopang dengan perkembangan dan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Dengan berpengang teguh pada nilai-nilai Ketuhanan akan melahirkan serta
memperkuat karakter, sifat positif, pemikiran yang maju sehingga melahirkan manusia
yang memiliki mental produktif dengan etos kerja yang positif, serta memiliki
ketahanan dan kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi yang diberikan dalam
rangka mewujudkan kehidupan pribadi atau bangsa yang taat baik ketika
menjalankan ajaran agama dan mematuhi peraturan negara serta memiliki wawasan
yang maju dan berpengalaman.
Oleh karena itu, antara nilai Ketuhanan dan kemajuan
teknologi harus dapat berjalan secara beriringan (seimbang), artinya ketika
berhadapan atau mendiskusikan ajaran agama dan saat itu juga harus disentuh
kemajuan dan perkembangan zaman agar agama itu benar-benar hidup. Begitu juga
sebaliknya, berbicara kemajuan teknologi dalam hal merumuskan dan
menyederhanakan rutinitas maka moral menjadi penyandarnya. Kehidupan yang serba
kompleks berhadap memandang dunia saat ini, maka tidak cukup mengandalkan
kacamata agama saja, tetapi harus di barengi pengkajian dari berbagai
perspketif yang langsung bersentuhan dengan kerja sehari-hari antara ekonomi,
hukum, sosial budaya serta teknologi. Nilai Ketuhanan harus dapat secepat
mungkin merespon, mempermudah atau paling tidak memberikan jawaban terhadap
problematika kekiniaan. Sehingga, Pancasila sebagai pedoman dalam berbangsa dan
bermasyarakat tetap dapat memberi respon dan jawaban terhadap soal kekinian.
Pancasila tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan perkembangan zaman dan
teknologi, sebab didalamnya terdapat pengajaran yang membawa arus kehidupan
bagi manusia sehingga perlu lebih mendalami subtansi serta fungsi utama dari
teknologi tanpa meminggirkan nilai moral, etika yang bersumber dari Nilai
Ketuhanan yang terdapat dalam Pancasila. Dengan demikian, lahirlah manusia yang
taat sekaligus mahir, unggul dalam berteknologi (manusia unggul produktif).
Komentar
Posting Komentar