Politik Keluarga Sejahtera: Sekarang Berdua, Bukan Bersatu

 

Politik Keluarga Sejahtera: Sekarang Berdua, Bukan Bersatu

[H.H]

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. [QS. An-Nissa ayat:1].

Dalam memaknai ayat diatas mengantarkan pada pemahaman tentang kepentingan dalam penciptaan manusia semata untuk meneruskan kehidupan di atas bumi yang fana. Lebih dalam lagi bermakna ingin menegaskan agar manusia mampu memelihara moment (peluang) untuk terciptanya situasi yang dapat saling mendukung dan latihan untuk tidak egois sehingga mengarah terhadap apresiasi setiap karya.

Potongan ayat وَالْأَرْحَامَ dan pelihara (hubungan) silaturahim, mengisyaratkan banyak pihak yang terlibat dalam satu tatanan rumah tangga. Dalam lingkup terkecil suami dan isteri, sedangkan dalam lingkup besar yaitu keluarga masing-masing dari kedua belah pihak. Semakin hangat hubungan emosional kedua belah pihak akan mengarahkan situasi dalam satu wadah yang lebih lancar, erat, kuat bahkan sehati dan seirama. Hubungan silaturahmi pada dasarnya tercipta saat dua insan mencoba untuk saling mengenali karakter, prinsip, nilai hidup sebagai modal awal dalam menawarkan perasaan hati kepada pasangan masing-masing. Perlu juga dipahami, bahwa nilai silaturahmi sama-sama menguntungkan siapapun, terlebih bila hubungan itu berlanjut pada jenjang pernikahan dan sebaliknya bila ditengah perjalanan kurang merasa ideal maka tidak ada yang terzalimi, sakit hati bahkan patah harapan dalam menelusuri lorong kehidupan sebab tawaran dari awal adalah untuk membangun hubungan yang lebih serasi.  Sebuah kekuatan yang dapat mematahkan seluruh rangkaian yang terpendam dalam hati, menawarkan dengan ungkapan yang dirangkai dengan seribu harapan terlebih di saksikan gemerlap bintang seringkali menyakiti di akhir waktu, untuk itulah ajaran Islam sangat menekankan agar setiap diri selalu berusaha untuk membangun hubungan harmonis kepada siapapun.

Untuk itulah bahwa berdua menyimpan nilai keindahan. Kata Ira Maria berdua lebih baik dengan berdua berarti mempunyai cara yang berbeda yang bisa disatukan, yang bisa membuat segala sesuatu semakin mudah. Senada juga dengan teori yang dikembangkan oleh filsuf Yunani kuno Aristoteles mengatakan bahwa manusia merupakan zoon politicon pada dasarnya ingin bergaul satu sama lain (berdua). Hal demikian, mengantarkan kita bahwa dengan berdua berarti ada unsur yang berbeda, sehingga dengan (mengelola) perbedaan itulah yang mengantarkan terwujudnya kecenderungan hati dan perasaan terhadap pasangan, sehingga janji kuat bukan saja berasal dari lahiriah saja, melainkan saling menguatkan dan meyakinkan lahiriah dan bathiniah.

Bersatu titik penekanannya adalah penyatuan atau mempersamakan langkah, strategi, taktik untuk meraih sesuatu. Dalam susunan rumah tangga yang menonjolkan bersatu, terkesan ada nilai yang monoton, memaksa bahkan mendominasi satu dengan yang lain. Bahwa mengabadikan dokumentasi kehidupan yang dirancang dengan satu kekuatan penuh, kurang memberikan nilai seni keindahan. Memang, harus diakui bahwa tidak mungkin tercipta suasana kebahagian dan saling mencintai kalau belum dapat merumuskan satu kesatuan yang utuh dan bulat. Dan, sangat mustahil dapat meraih sesuatu tanpa dibarengi persatuan. Bila merujuk pada filosofi sapu lidi dalam konteks bersatu dalam pernikahan, sesungguhnya akan mengantarkan pada keindahan yang bersifat internal dan kurang maksimal dalam menularkan bias, pengaruh terhadap lingkungan sekitar.

Untuk itu surah an-Nissa ayat (1), berbicara tentang berdua yang dengannya akan berpotensi dapat melahirkan generasi yang siap menggantikan dan memperbaharui sebuah keadaan. Indahnya berdua berselimut cinta, rasa dan harapan ingin hidup bahagia, tenang dan nyaman akan terukir dalam dekapan kehidupan. Dunia telah memberikan bukti cinta yang diperjuangkan berdua agar tidak dipisahkan oleh keadaan. Terukir indah perjuangan cinta Qais dengan Laila, Romeo dengan Julia, Zainuddin dengan Hayati ingin tetap berdua dalam arti yang sesungguhnya.

Eksistensi berdua tentu akan meringankan wacana-wacana kehidupan yang dirancang untuk masa depan, serta dengan berdua akan saling mengasikkan dan menggairahkan suasana dan kehidupan. Pada dasarnya kepentingan bersama atas dasar tanggungjawab berdua untuk dapat melahirkan generasi penerus yang akan membawa warna untuk kemaslahatan agar kelak tetap kokoh ajaran agama, yang ikuti hajat terhadap perbaikan budaya, politik, sosial, hukum, ekonomi, pendidikan dan pengajaran. Melahirkan generasi penerus merupakan tujuan utama disyariatkannya pernikahan. Kalau ada yang melangsungkan janji suci dengan syarat tidak ingin mempunyai penerus secara etika agama tertolak dengan sendirinya. Perkembangan dunia harus diiringi dan isi oleh generasi-generasi yang dapat menyeimbangkan keadaan, agar setiap kebutuhan dapat terpenuhi.

Oleh karena itu dengan berdua akan melahirkan generasi, dengan berdua tidak ada yang didominasi dan merasa terdominasi, dengan berdua yang terlihat adalah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahman yang kuat dan tahan banting dari semua sisi. Seperti kata ungkapan kalau ingin berjalan lebih cepat maka silahkan berjalan sendiri, tapi kalau ingin berjalan lebih jauh maka berjalanlah secara bersama. Heeheeeeee. Sekian ..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UPAYA KADER HMI TERHADAP TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN SOLUSI

Energy Of Bersama

MILAD PPM-PALUTA KE-4 CITA-CITA DAN MANUSIA UNGGUL